Rabu, 20 Agustus 2008

Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat (Invasi Teluk Babi Kuba di bawah Kepemimpinan John Fitzgerald Kennedy)

Invasi Teluk Babi (di Kuba dikenal pula sebagai Playa Girón sesuai dengan pantai di Teluk Babi tempat pendaratan pasukan penyerbu) adalah sebuah pendaratan yang direncanakan dan didanai oleh Amerika Serikat dan dilakukan oleh orang-orang Kuba di pembuangan di Kuba barat daya untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro pada 1961. Peristiwa ini menandai klimaks tindakan anti-Kuba oleh AS. Ketegangan AS-Kuba telah bertumbuh sejak Castro menggulingkan rezim diktator militer sayap kanan Jenderal Fulgencio Batista yang didukung AS pada 1 Januari 1959. Pemerintahan Eisenhower dan Kennedy telah menilai bahwa pergeseran Castro kepada Uni Soviet tidak bisa diterima, dan karena itu mereka berusaha menggulingkannya. Namun, invasi ini gagal total dan ternyata menjadi noda internasional bagi pemerintahan Kennedy.
Kegagalan upaya invasi ini telah dianalisis sebagai kasus ideal tentang groupthink dan pengambilan keputusan yang buruk. Yang lain, khususnya orang-orang Amerika-Kuba, memandang masalah ini sebagai keputusan kebijakan oleh pemerintah Kennedy untuk menyingkirkan para pelarian Kuba yang mengganggu, dan pandangan ini menimbulkan akibat yang berkepanjangan, dan yang kini menguntungkan Partai Republik.[1]
A.
//
Persiapan Invasi ke Teluk Babi
CIA telah mulai merekrut dan melatih para pelarian Kuba pada masa pemerintahan Eisenhower, berbulan-bulan sebelum AS memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba pada Januari 1966, ketika ketegangan antara Washington dan Havana meningkat. Namun, Wakil Presiden Richard Nixon, dan bukan Eisenhower yang mendorong agar rencana itu dilaksanakan. Setelah itu Nixon selalu khawatir bahwa keterlibatan dan tanggung jawabnya atas kegagalan operasi itu akan muncul. CIA mula-mula yakin bahwa badan itu mampu menggulingkan Castro, karena sebelumnya telah berhasil menggulingkan Perdana Menteri Mohammed Mossadegh dari Iran pada 1953 dan Presiden Jacobo Arbenz Guzmán dari Guatemala pada 1954.
Dalam rencana semula adalah mendaratkan Brigade Pelarian (Brigade 2506) di daerah sekitar kota kolonial tua Trinidad, Kuba, yang terletak di provinsi tengah Sancti Spiritus sekitar 400 km barat daya Havana di kaki pegunungan Escambray. Pemilihan lokasi Trinidad memberikan sejumlah pilihan yang dapat dimanfaatkan oleh brigade pelarian itu dan yang akan menguntungkan mereka pada waktu penyerbuan. Penduduk Trinidad umumnya menentang Castro dan pegunungan yang terjal di luar kota itu memberikan daerah operasi dan ke sana pasukan penyerbu dapat mengundurkan diri dan melakukan perang gerilya apabila pendaratan itu gagal. Sepanjang tahun 1960, pasukan Brigade 2506 yang terus bertambah itu berlatih di lokasi-lokasi di seluruh Florida selatan dan di Guatemala untuk melakukan pendaratan pantai dan kemungkinan pengunduran diri ke gunung.
Namun, misi tersebut ternyata gagal total. Atas perintah Kennedy, misi itu diubah sehingga pendaratan Brigade 2506 dilakukan di dua titik di Provinsi Matanzas, 202 km tenggara Havana di ujung timur jazirah Zapata di Bahia de Cochinos (Teluk Babi). Pendaratan itu akan dilakukan di pantai Girón dan Larga.
Di lain pihak, Pemerintah Castro tenang-tenang saja. Tenang bukan karena tidak mengetahui rencana Kennedy. Melainkan sebaliknya, pemerintah Castro telah diperingatkan oleh agen-agen senior KGB (Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti; badan intelijen Uni Soviet), Osvaldo Sánchez Cabrera dan "Aragon," yang masing-masing meninggal dengan menyedihkan sebelum dan sesudah penyerbuan itu (Welch dan Blight, hlm. 113). Pemerintah AS sadar bahwa kemungkinan akan terjadi banyak korban.[2]
B. Invasi Teluk Babi (Pig Bay)
Pagi hari 15 April 1961, tiga penerbangan pesawat pengebom ringan Douglas B-26B Invader dengan tanda Fuerza Aerea Revolucionaria (FAR - Angkatan Udara Revolusioner) pada pesawatnya, mengebom dan menembaki landasan-landasan udara Kuba di San Antonio de Los Baños, Bandara Internasional Antonio Maceo, dan landasan udara di Ciudad Libertad. Operasi Puma, kode yang diberikan untuk serangan udara terhadap Angkatan Udara Revolusioner Kuba itu, merencanakan serangan udara selama 48 jam di seluruh pulau tersebut untuk menghancurkan secara efektif kekuatan udara Kuba, memberikan jaminan kepada Brigade 2506 keunggulan udara terhadap pulau tersebut sebelum pendaratan yang sesungguhnya di Teluk Babi.
Namun hal ini gagal, karena serangan udara itu tidak berlangsung terus-menerus seperti yang direncanakan semula, karena dibatasi oleh keputusan-keputusan pada tingkat tertinggi pemerintahan AS, dan Castro telah mengetahui terlebih dulu mengenai invasi ini dan telah menyingkirkan pesawat-pesawatnya hingga tidak bisa dihancurkan. Dari pesawat-pesawat Brigade 2506 yang dikirim pada pagi 15 April itu, salah satunya ditugasi untuk memberikan kisah heroik CIA dalam invasi tersebut.
Pesawat B-26B dua penumpang yang dimodifikasi sedikit yang digunakan untuk misi ini dikemudikan oleh Captain Mario Zuniga. Sebelum berangkat, penutup mesin dari salah satu dari kedua mesinnya diangkat oleh petugas pemeliharaan, ditembak, lalu dipasang kembali untuk memberikan kesan bahwa pesawat itu telah ditembaki dari darat pada saat penerbangannya. Captain Zuniga berangkat dari sebuah pangkalan pembuangan di Nikaragua dalam sebuah misi penerbangan rendah solo yang akan membawanya ke atas provinsi paling barat, Pinar del Rio, Kuba, dan kemudian ke timur laut menuju Key West, Florida. Begitu berada di atas pulau Kuba, Captain Zuniga terbang curam meninggi menjauhi gelombang Selat Florida ke suatu ketinggian di mana ia akan terdeteksi oleh instalasi radar AS berada di utara Kuba. Pada suatu ketinggian dan jarak yang aman di sebelah utara pulau itu, Captain Zuniga menghiasi mesin dengan lubang-lubang peluru hasil penembakan terlebih dulu pada penutup mesinnya, lalu mengirimkan pesan SOS dan meminta izin untuk segera mendarat di Stasiun Udara Angkatan Laut Boca Chica beberapa kilometer di sebelah timur laut dari Key West, Florida.
Pada saat pesan Captain Zuniga disampaikan kepada dunia pada tengah pagi tanggal 15 itu, tinggal satu pesawat pengebom Douglas dari Brigade itu yang belum kembali ke atas laut Karibia pada suatu bagian penerbangan selama 3 1/2 jam ke pangkalan mereka untuk kembali dipersenjatai dan mengisi bahan bakar. Namun, pada saat pendaratan, para awak penerbang itu menemukan pesan kawat dari Washington yang memerintahkan mereka untuk menunda tanpa balas semua operasi pertempuran lebih lanjut terhadap Kuba.
Pada 17 April 1961, sekitar 1.500 Brigade Pelarian Kuba yang dilengkapi dengan persenjataan Amerika mendarat di pantai selatan Kuba di Teluk Babi. Mereka berharap akan mendapatkan dukungan dari penduduk setempat, dan bermaksud melintasi pulau itu ke Havana. CIA mengasumsikan bahwa invasi itu akan menimbulkan pemberontakan rakyat melawan Castro. Namun, operasi itu telah dinantikan oleh Castro, dan dalam mengantisipasi serangan itu, pemerintah menangkapi sejumlah besar orang Kuba anti-Castro.
Masih dengan langkah yang polos, CIA juga menduga kuat kalau penyerbuan itu akan berhasil mengobarkan pemberontakan rakyat Kuba terhadap Fidel Castro. Namun kenyataanya, semua dugaan itu nol besar!
Pasukan Castro yang telah disebar untuk menjemput Brigade 2506 berbaur dengan masyarakat. Mereka kemudian melakukan perlawanan sengit terhadap kelompok pelarian yang ditunggangi AS. Brigade 2506 pun menjadi bulan-bulanan para pasukan Castro. Pada saat Brigade 2506 terperangkap pasukan Castro, di situlah semua pihak menunggu tindakan Kennedy. Diperkirakan Kennedy akan segera menurunkan dukungan udara dan bala bantuan dari pasukan Marinir, karena kapal-kapal pendarat AS sebelumnya telah berjaga di lepas pantai di sekitar Teluk Babi. Tapi nyatanya sebaliknya. Kennedy malah “cuci tangan” dan tidak ingin ketahuan rencana invasinya itu mencuat menjadi konflik terbuka AS-Kuba.
Kennedy memutuskan untuk tidak memberikan dukungan udara AS kepada invasi yang gagal itu (meskipun empat penerbang AS konon terbunuh atau tertangkap di Kuba pada waktu invasi) karena ia menentang intervensi terbuka dan kenyataannya tak suatu pun kecuali pasukan-pasukan darat AS yang dapat menyelamatkan operasi itu. Kennedy pun membatalkan sejumlah sortie pengeboman (hanya dua yang terjadi) pada Angkatan Udara Kuba yang diberikan perintah untuk tidak terbang, yang mungkin sudah akan melumpuhkan Angkatan Udara Kuba dan memberikan keunggulan udara kepada para penyerang. Marinir AS tidak dikirim, meskipun ada kapal-kapal pendukung di lepas pantai yang siap untuk mendarat begitu mendapat perintah.[3]
Pada saat pertempuran berakhir pada 19 April, 114 orang pelarian Kuba meninggal dan sisanya tertangkap. Ke-1.189 pasukan pelarian Kuba itu dengan cepat diadili dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara dengan tuduhan pengkhianatan terhadap Castro!
Melalui perundingan yang dilaksanakan selama 20 bulan dengan AS, Kuba melepaskan para tawanan itu dengan imbalan bantuan makanan dan obat-obatan senilai 53 juta dollar AS.
Invasi Teluk Babi yang gagal ini sangat memalukan pemerintahan Kennedy, dan membuat Castro khawatir tentang kemungkinan intervensi AS di masa depan di Kuba. Akibat kegagalan ini, Direktur CIA, Allen Dulles, Wakil Direktur CIA, Charles Cabell, dan Wakil Direktur Operasi, Richard Bissell, dipaksa mengundurkan diri. Ketiga orang ini bertanggung jawab atas perencanaan operasi di CIA. Namun, pemerintah AS tetap melanjutkan operasi-operasi rahasia yang tidak kompeten di Kuba, dan belakangan melakukan Proyek Kuba untuk "menolong Kuba menggulingkan rezim Komunis itu." Ketegangan kemudian memuncak kembali dalam Krisis Misil Kuba tahun 1962.
CIA menulis sebuah laporan internal yang terinci yang menuduh bahwa kegagalan itu terletak semata-mata pada ketidakkompetenan internal. Sejumlah kekeliruan fatal oleh CIA dan analis Amerika lainnya ikut menyebabkan kegagalannya:
Pemerintah yakin bahwa pasukan-pasukan itu dapat mengundurkan diri ke pegunungan untuk memimpin sebuah perang gerilya bila mereka kalah dalam perang terbuka. Pegunungan itu terlalu jauh untuk dijangkau dengan berjalan kaki, dan pasukan-pasukan itu diterjunkan di daerah berawa-rawa di mana mereka dengan mudah dikepung.
Mereka percaya bahwa keterlibatan AS dalam insiden itu dapat disangkal.
Mereka yakin bahwa orang-orang Kuba akan berterima kasih bila dibebaskan dari Castro dan segera akan bergabung dalam pertempuran, namun kebanyakan rakyat Kuba sangat mendukung Castro dan Revolusi; ribuan orang lainnya ditangkap sebelum pendaratan. Keyakinan CIA yang nyaris total bahwa rakyat Kuba akan bangkit dan bergabung dengan mereka hampir pasti didasarkan pada kehadiran badan itu yang sangat lemah di daratan Kuba. Karena itu, hampir semua informasi mereka datang dari para pengungsi dan pembelot, yang ternyata bukan sumber-sumber informasi yang layak dipercaya. Agen CIA, E. Howard Hunt, telah mewawancarai orang-orang Kuba di Havana sebelum invasi; dalam sebuah wawancara di kemudian hari dengan CNN, ia berkata, "...apa yang dapat saya temukan hanyalah antusiasme besar untuk Fidel Castro."[4]
Mereka percaya bahwa semangat pasukan invasi itu tinggi, karena itu invasi harus berlangsung dengan cepat.
Banyak pemimpin militer cukup yakin bahwa invasi itu akan gagal namun mereka mengira bahwa Kennedy akan mengirimkan Marinir untuk menyelamatkan para pelarian itu. Namun, Kennedy tidak menginginkan perang besar-besaran dan meninggalkan para pasukan pelarian.
Sebuah artikel Washington Post, "Soviets Knew Date of Cuba Attack" (Soviet tahu tanggal penyerangan Kuba) (April 29, 2000), menunjukkan bahwa CIA memiliki informasi yang menunjukkan bahwa Uni Soviet mengetahui invasi yang akan dilakukan dan tidak memberitahukannya kepada Kennedy. Radio Moskow malah menyiarkan siaran berbahasa Inggris pada 13 April 1961 yang meramalkan invasi "dalam sebuah rencana yang ditelurkan oleh CIA" dengan menggunakan "kriminal-kriminal" bayaran dalam tempo seminggu. Invasi itu terjadi empat hari kemudian.[5]
Invasi ini seringkali dikritik karena menjadikan Castro bahkan lebih populer, menambahkan sentimen-sentimen nasionalistik terhadap dukungan bagi kebijakan-kebijakan ekonominya. Setelah pengeboman B-26 yang pertama, Castro mengumumkan revolusi "Marxis-Leninis". Setelah invasi itu, ia mengembangkan hubungan yang lebih erat dengan Uni Soviet, sebagian untuk mendapatkan perlindungan, yang merintis jalan bagi Krisis Misil Kuba satu setengah tahun kemudian.
Setiap tahun masih dilakukan latihan bahaya penyerangan tahunan di seluruh Kuba pada 'Dia de la Defensa' (hari pertahanan) untuk mempersiapkan seluruh penduduk terhadap invasi.
Istilah "Teluk Babi" juga digunakan oleh Presiden Richard Nixon sebagai acuan rahasia terhadap pembunuhan Kennedy dalam percakapan Gedung Putih yang terekam dalam pita-pita rekaman Watergate.
Perlawanan terhadap Castro berlanjut di wilayah umum sekurang-kurangnya sampai 1965 dalam tindakan-tindakan yang disebut pemerintah Kuba sebagai Perang melawan para bandit.

▪ KESIMPULAN

Invasi Teluk Babi di Kuba yang dilakukan oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden John F. Kennedy lebih dominan dilatarbelakangi oleh faktor-faktor eksternal, yaitu sejak Castro menggulingkan rezim diktator militer sayap kanan Jenderal Fulgencio Batista yang didukung AS pada 1 Januari 1959. Pemerintahan Eisenhower dan Kennedy telah menilai bahwa pergeseran Castro kepada Uni Soviet tidak bisa diterima, dan karena itu mereka berusaha menggulingkannya. Hal ini dilakukan oleh Amerika mengingat bahwa Fidel Castro adalah seorang sosialis-komunis. Dengan berkuasanya Fidel Castro maka akan bertambahnya musuh Amerika yang berhaluan kiri (tidak menganut sistem pemerintahan yang demokratis) terlebih letak geografis Amerika dengan Kuba sangat berdekatan. Jika pengaruh Fidel Castro yang berhaluan kiri ini tidak dihentikan, maka tidak menutup kemungkinan akan ada negara lainnya yang bisa terdoktrinisasi oleh pemimpin Kuba yang berhaluan komunis ini.
Kemudian instrumen yang digunakan Amerika (John F. Kennedy) pada saat itu ialah menggunakan instrumen intervensi dan intelejen. Intervensi di sini ialah dengan mencampuri urusan dalam negeri Kuba untuk menentukan dan mempertahankan mana-mana saja orang yang “layak” menurut Amerika untuk memimpin Kuba asal tidak berhaluan komunis. Selain itu, Kennedy juga membantu dan mendanai pasukan pemberontak yang ada di pembuangan di Kuba barat daya untuk menggulingkan pemerintahan Fidel Castro pada 1961, yang dikenal sebagai tindakan subversi.. Namun, sayangnya invasi terebut berhasil digagalkan oleh Fidel Castro yang sebelumnya sudah mendapatkan informasi yang lengkap dari Uni Soviet (yang merupakan mitranya) tentang rencana Amerika untuk menginvasi Kuba.
Instrumen kedua yang digunakan adalah intelijen di mana CIA (badan intelijen Amerika) melaksanakan tindakan-tindakan rahasia dalam upaya membantu pemberontak Kuba menggulingkan Fidel Castro. CIA juga merekrut dan melatih para pemberontak itu guna mempersiapkan kekuatan untuk mengambil alih Kuba dari tangan Castro. CIA yakin sekali invasi ini akan berhasil dan mengobarkan pemberontakan rakyat Kuba terhadap Fidel Castro. Namun sayang, ternyata invasi Amerika kali ini gagal.
[1] Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Invasi_Teluk_Babi, 20 Desember 2007, 21.30 WIB.
[2] “Icons of the World”, op. cit., hlm. 21.
[3] Ibid, http://id.wikipedia.org/wiki/Invasi_Teluk_Babi, 20 Desember 2007, 21.30 WIB.
[4] Ibid.
[5] Ibid.

Tidak ada komentar: